#Kartini
Kemarin, seorang teman
iseng menanyakan tentang Kartini.
Mungkin karena ini April,
jadi identik dengan kekartinian.
‘Bu…apa kesan sampian
tentang Kartini itu?’
Mendengar
pertanyaannya aku tak segera menjawab.
Terbayang olehku sosok
perempuan jawa yang njawani.
Berkebaya, sanggulan,
sederhana dalam laku dan tindakan.
Berkelabat juga dalam
benakku perempuan perempuan baik nyata maupun imajiner.
Ada Ratna Sarumpaet,
Mischa Hasnaeni
Moein yang konon
bergelar ‘wanita emas (?)’
Pariyem, tokoh
imajiner Linus Suryadi AG
Srintil, seorang
ronggeng imajiner Ahmad Tohari
Bahkan perempuan buruk
rupa yang oleh Eka Kurniawan disebut dengan nama Cantik,
dalam novelnya yang
fenomenal ‘Cantik itu Luka’.
…………………..
Kartini adalah
perempuan, yang kebetulan lahir dari kalangan ningrat.
Yang ‘kebetulan’ juga
miliki semangat untuk bisa dan maju.
Maju sebagai
perempuan,
Sekali lagi sebagai
perempuan.
Perempuan yang tetap menjaga
keperempuanannya.
Kehalusan rasa dan
kelembutan budi.
……………
Kartini adalah
keperkasaan.
Perkasa menangani
perkara, trengginas berkarya
Melejit dalam
pemikiran, tapi tetap berpijak pada kodrat.
Kodrat kelembutan,
menjaga lidah dan lisan.
Perkasa dalam kasih
sayang,
merengkuh yang jatuh,
Menggadeng yang mulai
melenceng
Memeluk pada yang yang
terpuruk,
Mendorong bukan
merongrong
Tut wuri bukan
dominasi
………………….
Kartini adalah
kesederhanaan,
Sahaja dalam tampilan,
kaya dalam pemikiran
Sederhana dalam kata,
kaya dalam karya
Sedikit pengharapan, maksimal partisipan
Sederhana dalam laku, tapi
siap berjibaku.
……………..
Kartini adalah tukang
ojek, pemulung, pedangang,
Kartini adalah guru,
polisi, tentara, menteri
Kartini adalah semua
pekerjaan lelaki.
Dan kartini adalah
‘Kyoiku Mama’ (ibu pendidikan kita)
Juga Ryousai Kenbo
(ibu yang baik dan bijaksana)
……………..
Kartini bukan
kesetaraan gender
Yang kemudian acap
keblinger.
Kerap menuntut lalu
kepleset ketrucut.
Bekoar koar tapi
keluarga bubar
Berkibar di luaran,
luluh lantak kekerabatan.
……………..
Kartini barangkali tak
harus seperti Ratna atau Mischa Hasnaeni
Moein
Bukan pula Pariyem
ataupun Srintil
Terlebih si Cantik…
Kartini adalah kita,
Seorang ibu yang tulus
menjagai keluarga
Ngabekti pada bapak
Sigap dalam gerak
Untuk napakke anak…
Bahwa bekerja adalah
sampingan,
karena kita telah
miliki karier kemuliaan.
Dalam takdir-Nya…
sebagai garda terdepan
mengurus kerumahtanggaan.
Selamat menghebat
Kartini Indonesia.
0 comments:
Post a Comment