Sunday, May 1, 2016

Karena perempuan itu pusat rasa ketangguhan

 

#Kartini
Kemarin, seorang teman iseng menanyakan tentang Kartini.
Mungkin karena ini April, jadi identik dengan kekartinian.
‘Bu…apa kesan sampian tentang Kartini itu?’
Mendengar pertanyaannya aku tak segera menjawab.
Terbayang olehku sosok perempuan jawa yang njawani.
Berkebaya, sanggulan, sederhana dalam laku dan tindakan.
Berkelabat juga dalam benakku perempuan perempuan baik nyata maupun imajiner.
Ada Ratna Sarumpaet,
Mischa Hasnaeni Moein yang konon bergelar ‘wanita emas (?)’
Pariyem, tokoh imajiner Linus Suryadi AG
Srintil, seorang ronggeng imajiner Ahmad Tohari
Bahkan perempuan buruk rupa yang oleh Eka Kurniawan disebut dengan nama Cantik,
dalam novelnya yang fenomenal ‘Cantik itu Luka’.
…………………..
Kartini adalah perempuan, yang kebetulan lahir dari kalangan ningrat.
Yang ‘kebetulan’ juga miliki semangat untuk bisa dan maju.
Maju sebagai perempuan,
Sekali lagi sebagai perempuan.
Perempuan yang tetap menjaga keperempuanannya.
Kehalusan rasa dan kelembutan budi.
……………
Kartini adalah keperkasaan.
Perkasa menangani perkara, trengginas berkarya
Melejit dalam pemikiran, tapi tetap berpijak pada kodrat.
Kodrat kelembutan, menjaga lidah dan lisan.
Perkasa dalam kasih sayang,
merengkuh yang jatuh,
Menggadeng yang mulai melenceng
Memeluk pada yang yang terpuruk,
Mendorong bukan merongrong
Tut wuri bukan dominasi
………………….
Kartini adalah kesederhanaan,
Sahaja dalam tampilan, kaya dalam pemikiran
Sederhana dalam kata, kaya dalam karya
Sedikit  pengharapan, maksimal partisipan
Sederhana dalam laku, tapi siap berjibaku.
……………..
Kartini adalah tukang ojek, pemulung, pedangang,
Kartini adalah guru, polisi, tentara, menteri
Kartini adalah semua pekerjaan lelaki.
Dan kartini adalah ‘Kyoiku Mama’ (ibu pendidikan kita)
Juga Ryousai Kenbo (ibu yang baik dan bijaksana)
……………..
Kartini bukan kesetaraan gender
Yang kemudian acap keblinger.
Kerap menuntut lalu kepleset ketrucut.
Bekoar koar tapi keluarga bubar
Berkibar di luaran, luluh lantak kekerabatan.
……………..
Kartini barangkali tak harus seperti  Ratna atau Mischa Hasnaeni Moein
Bukan pula Pariyem ataupun Srintil
Terlebih si Cantik…
Kartini adalah kita,
Seorang ibu yang tulus menjagai keluarga
Ngabekti pada bapak
Sigap dalam gerak
Untuk napakke anak…
Bahwa bekerja adalah sampingan,
karena kita telah miliki karier kemuliaan.
Dalam takdir-Nya…
sebagai garda terdepan
mengurus  kerumahtanggaan.

Selamat menghebat Kartini Indonesia.





0 comments:

Post a Comment